Dion Mloto

"Saya atau aku?"

Saya aja deh, biar agak gimana gitu. wakkk... Nggak banyak yang spesial dengan saya. Nama saya juga nama pasaran, Dion. Di tambah 'Mloto' di belakangnya. Yah memang sudah dari sononya mloto. Kata Ibuk saya, mloto itu maknanyaa... ngeselin, nyebelin, suka bikin rusuh. juga bikin kangen, bikin gemes, nggak ada gue nggak rame *kata iklan*, kalau ada saya pastinya bikin kesel, bikin sebel, bikin kepala gatel, usil, methakil nggrathil. Ya itu! Mloto!.

Kalau di beberapa artikel, saya menyebut sesuatu dengan kata asal dan bahasa yang saya gunakan juga menggunakan bahasa planet, memang saya berasal dari sebuah planet yaitu planet BUMI, dengan domisili tepat di negara kepulauan Indonesia, lebih spesifik lagi menggunakan adat dan dialek jawa bagian timur. Jadi, saya bicara ndak pakai otak, tapi pakai mulut.

Soal pendidikan... saya tidak pernah mengenyam bangku sekolah mana pun. Sekali lagi saya tegaskan bahwa saya tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Apabila anda tidak percaya, silakan bertanya langsung kepada istri atau saudara saya. Sama sekali saya tidak pernah makan ataupun mengenyam bangku sekolah. Jangankan makan dan mengenyam bangku sekolah, sate kikil saja saya ogah-ogahan, apalagi bangku sekolahan. Serius, saya masih suka sea food, mie goreng bakso godog, telur rebus ikan goreng ikan sotong dan lain-lain. Jadi,.. memang selama ini saya tidak pernah mengenyam apalagi makan bangku sekolah. Kasihan siswa yang lain ndak bisa nulis kalau bangkunya saya makan. Suerrrrrrr!!!!! Nasi beras saja sudah cukup.

Intelektual? Saya bukan golongan orang-orang intelek, saya termasuk dari golongan orang-orang in the home dan ndak suka in the hoy *cuma kadang-kadang thok, kalau pas pengen* Jangan membicarakan intelek segala, saya ndak nyambung. Pusing!

Sehari-hari... biasa nyari sesuap nasi buat anak istri tercinta. *chieee... plikithik!* lho iya dongg.. mau apa lagi? kalau saya pribadi cuma butuh nasi 1sendok kok *tapi perkaliannya banyak*. Keseharian saya semua untuk keluarga, Yang penting 'cukup'.. *Cukup makan, cukup minum, cukup untuk jajan, cukup untuk beli tanah, cukup untuk bikin rumah, cukup untuk beli mobil, cukup untuk jalan-jalan, cukup buat beli kereta, cukup buat beli kapal, cukup buat beli pulau* hanya itu. Ndak muluk-muluk.

Tentang sayaa.. opo ya?! ya wis begini ini! Aku yo ngene iki! thok! uwis! Ow iyo, tadi sempet bilang latar belakang pendidikan ya?! Pendidikan memang ndak pernah makan bangku sekolah tapi pernah belajar di bangku sekolah. Terakhir saya belajar di bangku sekolah jurusan teknik gambar bangunan di salah satu sekolah kejuruan menengah di kota Bung Karno. Jare boso kampungku 'sekolah jurusan kuli'.

'Dadi kuli ae bangga!'

Harus bangga jhesh! tanpa ada kuli, ndak bakal ada tukang. Ndak ada tukang ndak mungkin bos-bos itu jadi bos. Tanpa ada tukang nulis, memangnya bos-bos itu mau bikin sendiri surat menyurat, proposal, MoU dsb. Tanpa ada tukang nyupir, memangnya bos-bos itu pergi keluar negeri mau kalau suruh jalan kaki? Jadi ndak usah mencela dan ndak usah berkecil hati.

Lanjut, saya membuat web-log ini bukan untuk mengajar, soalnya saya bukan pengajar. Juga bukan untuk menggurui sebab saya juga bukan guru. Saya membuat weblog ini untuk sharing dan sebagai catatan. Siapa tau nanti anak-anak saya perlu pengetahuan untuk bekal mereka. Bukan untuk ngajari sampeyan-sampeyan yang sudah pada pinter. 'Moso wong go-blog ngajari wong pinter! Nggak lucu kalee'

Dulu dalam pelajaran sejarah saya pernah membaca slogan tentara Romawi pimpinan Julius Caesar berbunyi kalau ndak salah "Veni, vidi, vici" tapi saya plesetkan menjadi "Saya lihat, Saya bongkar, Saya Amati dan Saya Perbaiki" *kalau bisaa!!* Artinya tanpa slogan itu saya tidak akan pernah tau apa yang sebenrnya terjadi terhadap sesuatu yang ada di depan saya. Bagi saya teori hanya butuh sekali, selebihnya adalah praktek praktek praktek praktek praktek..... *lho?! Kok?!* Ndak usah herann!! saya memang pernah sekolah di sana.

Bukan dari mana anda berasal tapi dari mana anda memulai.
Bukan di mana anda sekolah tapi di mana anda belajar
Bukan siapa anda tapi bagaimana anda
Bukan kata si anu tapi kata saya
Bukan otak anda yang lemah tapi niat semangat anda yang lemot
Bukan rencana tapi hasil
Bukan mimpi tapi realisasi

(Wis terusno dewe..)

Saya sadar bahwa saya bukan orang mahir, saya bukan ahli, saya bukan orang pandai, juga bukan orang berpendidikan tinggi. Untuk itu saya tetap membuka diri untuk sharing, berbagi, diskusi, atau sekedar ngobrol dan lain sebagainya. Satu hal yang terus terang saya ndak mau yaitu 'debat teori'. Orang masih teori kok sudah debat, gimana ruwetnya saat praktek trus gagal? perang?! tawuran?! saling tuding gitu?! Lagian bukan level saya, debat teori itu levelnya para profesor doktor dan yang sekolahnya tinggi itu. Saya lebih suka diskusi dan berbagi dari pada debat tapi jalan di tempat.

Bila kawan-kawan punya ide dan masukan, ngasih saran barangkali atau diskusi silakan cari akun Deion, itu FB saya. Tapi jangan via PM atau Messenger, Bukan ndak mau jawab, pesannya ndak terbaca oleh saya. Mohon mangapp...  Jadi mohon tulis saja di wall saya, biar langsung ketahuan.

Mohon maaf buat PM kawan-kawan yang tidak saya balas atau balasan saya telat.



Salam Saudara,
Dion

2 comments:

  1. Salam mas deion..
    nunut jiplak.. pengen melu sinau..
    maturnuwun..

    ReplyDelete
  2. Wkwkwkwkwkwkwkwkkkk.... apanya yg di jiplak Om, wong ura ono opo2ne,.

    ReplyDelete

Kalau komentar belum di jawab, artinya saya jarang online atau memang ilmu saya belum sampai ke situ bro,